Adalah tugas ibu-ibu korban Merapi untuk membagi jatah bubur tiap pagi |
Pagi ini, insyaallah, terakhir kali nyabu alias sarapan bubur. Setelah jumatan nanti siang, keenam puluh pengungsi yang masih tersisa di halaman kantor DPRD Boyolali, akan kembali pulang. Tiga Jumat sudah waktu mereka dihabiskan di halaman gedung wakil rakyat.
Uang sudah menipis. Energi pun hampir habis. Walau di rumah sudah tak ada lagi yang dikais. Asal sudah di tanah sendiri, tak ada lagi yang bikin nangis.
Mereka adalah warga Desa Samiran, Suroteleng, Jombong, Bulurejo, Kecamatan Selo. Sebelumnya ada 400-an pengungsi berjejalan di sini. Sebagian besar nekat pulang. Padahal Gunung Merapi masih berstatus 'AWAS'.
''Sampun mboten tahan pengen ningali kahanan,'' ujar Mbah Mulyo warga Desa Samiran. Dia merasa tidak tenang menggantungkan nasib pada orang lain. Memang tampak demikian adanya. Di pengungsian, mereka merasa hanya menunggu saat makan sambil melamun. ''Nunggu dicadong bantuan,'' ungkap Samirah warga Jombong.
Seperti halnya bubur yang menjadi menu sarapan tiap pagi. Adalah bantuan pribadi dari seorang dermawan.
Tegarlah saudara-saudaraku korban letusan Merapi...