Mbah Gino sore itu beraksi sendirian. Sang suami yang biasa selalu mendampingi tidak tampak.
''Nggak biasanya, kok sendirian, kakek mana, Nek?'' tanyaku.
''Lagi istirahat, Nak. Tadi juga membantu menata dagangan, kok,'' jawabnya sambil memasukkan kacang yang kupesan ke dalam timbangan.
Rasanya sudah menjadi aturan tak tertulis bagiku. Setiap melewati Gang I Gubeng Kertajaya, kurang afdol jika tidak menyapa Mbah Gino.
Ya, melihat kekompakan sepasang manusia hingga tua memberiku semangat. Untuk mencintai dan dicintai. Anugerah indah yang telah Tuhan titipkan pada Adam dan Eva. Anugerah yang kadang absurd bagi manusia.
No comments:
Post a Comment