Selebrasi penutupan Kelas Inspirasi di SD Kebonsari II |
Menyelami kedalaman pikiran anak-anak hampir mustahil. Apalagi mengetahui apa yang mereka maui. Ada yang pendiam, mendengar dan memperhatikan. Namun ada juga yang saking aktifnya, dominasi kelas di tangannya. Melihat kenyataan ini, teori mengajar anak yang kudu sesuai kepribadian menjadi utopia bagi saya.
Namun berbekal pengalaman, saya berhasil memberi masukan walau sedikit saja. Bagaimana tujuan hidup ditentukan, bagaimana mengejar kesuksesan, juga bahwa menjadi disiplin dan kreatif perlu latihan.
Adalah burger tempe. Menu aneh yang sengaja saya hadirkan di kelas. Tujuannya adalah menghapus kesan remeh dan murahan yang tersemat pada "tempe", dengan membubuhkan "burger" beserta reputasinya agar naik kelas. Anak-anak tertarik, kelas kami yang tadinya dingin mulai cair. Bahkan saat berkreasi membuat burger tempe, semua seolah menjadi koki. Semua tangan bekerja dan diiringi mulut bicara, teriak-teriak pula.
Dalam waktu yang tak lama, burger tempe yang belum pernah mereka dengar sebelumnya, menjadi ada.
Oke, sampai di sini, tujuan saya tercapai. Namun ada satu hal yang saya sendiri tidak terbayang. Bahwa burger tempe itu memiliki mata, hidung dan bibir, dilukis sedemikian rupa layaknya wajah manusia. Anak-anak mengekreasi burger tempe melebihi instruksi. Imajinasi mereka jauh melebihi. Dan ilmu barupun saya dapati. :)